Wednesday, April 13, 2011

Program Kesehatan bagi Calon Ibu

BAB I
PENDAHULUAN




1.    Latar Belakang
Ilmu kesehatan masyarakat adalah suatu ilmu seni yang bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang umur, meningkatkan kesehatan, melalui usaha-usaha kesehatan masyarakat. (windslow)
Dalam program pembangunan kesehatan, sesuai dengan keadaan masalah dan kecenderungan yang dihadapi serta memperhatikan arah,tujuan dan sasaran serta kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan, yang pada dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta memperhatikan pula ketersediaan sumber daya kesehatan di masa depan.maka program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dala pokok-pokok program, yang pelaksanaannya dilakukan secara terpadu dengan pembangunan sector lain yang terkait dengan dukungan masyarakat.
Rencana Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia Sehat 2010 mengacu pada pokok-pokok program pembangunan kesehatan dengan menekankan pada program-program unggulan yang telah ditetapkan. Indikator keberhasilan pembangunan kesehatan ibu dan anak adalah cakupan ANC meningkat, cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga kesehatan meningkat, angka kematian ibu menurun, angka kematian Bayi dan Balita menurun, angka kelahiran menurun, cakupan imunisasi meningkat.

2.   Tujuan
  • Agar mahasiswi mengetahui tentang perkawinan sehat
  • Agar mahasiswi mengetahui tentang sikap dan perilaku pada masa kehamilan
  • Agar mahasiswi mengetahui tentang sikap dan perilaku pada masa persalinan
  • Agar mahasiswi mengetahui pelayanan kesehatan


BAB II
TINJAUAN TEORI




Program kesehatan adalah program yang dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta memperhatikan pula ketersediaan sumber daya kesehatan di masa depan.

Pelayanan kesehatan
1 .   Empat kunci kehamilan sehat
1)      Persiapan Diri Untuk Kehamilan
Calon ibu harus mempersiapkan diri seoptimal mungkin sejak sebelum kehamilan terjadi. Konsultasikan ke dokter kandungan guna dilakukan berbagai pemeriksaan, agar dokter dapat mendeteksi hal-hal yang kurang menguntungkan bagi kehamilan seperti infeksi toksoplasma dan kekurangan gizi. Selain itu kesiapan psikis calon ibu dan ayah pun harus diperhatikan.
2)      Pola Hidup Sehat
Ini meliputi kesehatan makanan dan kesehatan lingkungan. Kesehatan makanan, meliputi makan makanan yang bergizi dan menjaga berat badan. Untuk kesehatan lingkungan meliputi lingkungan yang bersih dan nyaman selain itu olahraga dan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan minum alkohol juga sangat berpengaruh bagi kehamilan.
3)      Jaga Tubuh Dari Serangan Penyakit
Ada beberapa penyakit yang kalau sampai menyerang ibu hamil akan berdampak buruk. Diantaranya rubella,varicella,hepatitis. Oleh karena ituusahakan agar tubuh terhindar dari penyakit-penyakit infeksi.
4)      Cegah timbulnya Penyakit Kehamilan
Yang terkhir ini dapat dilakukan dengan rutin memeriksakan kehamilan ke dokter kandungan guna mengetahui perkembangan janin ataupun keadaan ibu hamil tersebut.

2  .  Sikap dan perilaku bidan pada kehamilan dan persalinan
1)       Mengupayakan kehamilan yang sehat serta persalinan yang bersih dan aman
2)       Melakukan deteksi dini komplikasi, melakukan penatalaksanaan awal,
 serta rujukan bila diperlukan
3)       Memantau tumbuh kembang janin
4)       Mencegah infeksi secara konsisten dan sistematis
5)       Memberikan asuhan rutin dan pemantauan selama kehamilan, persalinan
   dan setelah bayi lahir, termasuk penggunaan partograf
6)       Memberikan asuhan sayang ibu secara rutin selama kehamilan, persalinan,
   pasca persalinan dan nifas serta mengasuh bayi baru lahir
7)       Menyiapkan tindakan antisipasi dan rujukan (bila perlu) ibu hamil, bersalin
   atau bayinya
8)       Mengajarkan ibu dan keluarganya untuk mengenali secara dini bahaya yang
 mungkin terjadi selama masa nifas pada ibu dan bayinya
9)       Mendokumentasikan semua asuhan yang telah diberikan
10)    Berbicara dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan tentang kondisi ibu dan
riwayat perjalanan penyakit
11)    Mengamati tingkah laku ibu apakah terlihat sehat atau sakit, nyaman atau
terganggu
12)    Melakukan pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
13)    Mengantisipasi masalah atau penyulit yang mungkin terjadi setelah diagnosis
defenitif dibuat
14)    Memanggil ibu sesuai namanya, menghargai dan memperlakukannya sesuai
martabatnya
15)    Menjelaskan asuhan dan perawatan yang akan diberikan pada ibu sebelum
memulai asuhan tersebut
16)    Mendengarkan dan menanggapi pertanyaan dan kekhawatiran ibu
17)    Memberikan dukungan, membesarkan hatinya dan menenteramkan perasaan ibu
beserta anggota keluarga yang lain dan menghadirkan pendamping untuk ibu
18)    Mengajarkan suami dan anggota keluarga mengenai cara memperhatikan dan
mendukung ibu selama kehamilan, persalinan dan kelahiran bayinya
19)    Menghargai privasi ibu
20)    Menganjurkan ibu untuk mencoba berbagai posisi selama persalinan dan
kelahiran bayi
21)    Menganjurkan ibu untuk minum cairan dan makan makanan ringan bila
ia menginginkannya
22)    Menghargai dan membolehkan praktek-praktek tradisional yang tidak memberi
pengaruh yang merugikan
23)    Menghindari tindakan berlebihan dan mungkin membahayakan (episiotomi,
pencukuran, dan klisma)
24)    Menganjurkan ibu untuk memeluk bayinya segera setelah lahir dan memulai
pemberian ASI dalam 1 jam pertama setelah bayi lahir
25)    Mempersiapkan persalinan dan kelahiran bayi dengan baik, bahan-bahan,
perlengkapan dan obat-obatan yang diperlukan. Siap melakukan resusitasi bayi
baru lahir pada setiap kelahiran bayi.

3 .  Mengurangi dampak negatif terhadap perubahan perilaku
Perubahan perilaku pada ibu hamil, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh kembang janin. Namun, ada batasan yang mesti diwaspadai. Kriteria keterlaluan memang terkesan rancu, tapi yang pasti waspadai jika ibu terlihat dilanda kecemasan berlebih atau stres sehingga perilakunya bisa "membahayakan" janin.
Misalnya, kemalasan ibu sampai membuatnya masa bodoh dengan kehamilannya. Atau kemarahan yang terjadi sudah sering berubah menjadi amukan. kondisi psikis yang terganggu akan berdampak buruk pada aktivitas fisiologis dalam diri ibu. Umpamanya, suasana hati yang kelam dan emosi yang meledak-ledak dapat mempengaruhi detak jantung, tekanan darah, produksi adrenalin, aktivitas kelenjar keringat dan sekresi asam lambung.
Di samping itu, dapat pula memunculkan gejala fisik seperti letih, lesu, gelisah, pening, dan mual. Semua dampak ini akhirnya akan merugikan pertumbuhan janin karena si kecil sudah dapat merasakan dan menunjukkan reaksi terhadap stimulasi yang berasal dari luar dirinya. Apalagi masa trimester pertama merupakan masa kritis menyangkut pembentukan organ tubuh janin.
Oleh karena itu, walaupun sifat pemalas, pemarah, sensitif, dan manja wajar muncul di masa hamil, Banyak hal yang bisa dilakukan. Jika perubahan ini ditanggapi secara positif, baik ibu maupun janin akan lebih sehat kondisinya. Inilah hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemungkinan munculnya dampak psikis yang negative.
1)      Menyimak Informasi Seputar kehamilan
Berbagai informasi mengenai kehamilan bisa didapat dari buku, majalah, koran, tabloid, atau situs kehamilan di internet. Dengan mengetahui akar masalah yang terjadi maka ibu bisa lebih tenang menghadapi kehamilan. Ibu pun jadi tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh dilakukan. Sebaliknya, jika tidak berusaha mencari tahu terhadap perubahan pada dirinya, tak mustahil akan timbul berbagai perasaan yang mungkin saja sangat mengganggu kondisi psikis.
2)      Kontrol Teratur
Kontrol bisa dilakukan pada dokter kandungan atau bidan. Saat konsultasi, ibu bisa menanyakan tentang perubahan psikis yang dialami. Biasanya, bila ibu perlu penanganan lebih serius, dokter atau bidan akan menganjurkan ibu untuk menemui psikolog atau psikiater yang dapat membantu kestabilan emosi
3)      Perhatian Suami
Perhatian yang diberikan oleh suami bisa membangun kestabilan emosi ibu. Misalnya, ibu bisa saja meminta suami untuk menemaninya berkonsultasi ke dokter atau bidan agar merasa lebih nyaman karena ada perhatian dari pasangan.
4)      Jalin Komunikasi
Jangan pernah menutupi perubahan psikis yang terjadi, tetapi komunikasikanlah hal itu kepada suami. Dengan begitu diharapkan suami bisa berempati dan mampu memberi dukungan psikologis yang dibutuhkan. Dukungan dari lingkungan, terutama suami, sangat berpengaruh terhadap kestabilan emosi ibu hamil. Sebaliknya, perasaan ibu hamil yang dipendam sendiri tidak akan membawa perubahan. Suami tetap tidak acuh dan masalah ibu jadi berkepanjangan.
5)      Beraktivitas 
Sangat dianjurkan agar ibu mencari aktivitas apa pun yang dapat meredakan

gejolak perubahan psikis. Bisa dengan menjahit, melukis, bermain musik, atau
apa pun. Umumnya, ibu yang aktif di luar rumah bisa mengatasi berbagai
perubahan psikisnya tersebut dengan lebih baik.
6)      Perhatikan Kesehatan 
Tubuh yang sehat akan lebih kuat menghadapi berbagai perubahan, termasuk perubahan psikis. Kondisi ini bisa terwujud dengan berolahraga ringan dan memperhatikan asupan gizi. Hindari mengonsumsi makanan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi kehamilan.
7)      Relaksasi 
Bila ingin mendapatkan perasaan yang lebih relaks, ibu bisa mengatasinya

dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian sambil
mengatur napas, senam yoga, dan bentuk relaksasi lainnya.

4 .  Pemeriksaan Kesehatan
       Pemeriksaan kesehatan penting bagi calon ibu sebelum hamil, di masa prakonsepsi. Lakukan persiapan, 3 – 6 bulan sebelum hamil. Dengan demikian, tubuh calon ibu siap menerima kehadiran janin dan menjalani kehamilan sehat.
Bagi calon ibu, berikut pemeriksaan klinis yang sebaiknya dilakukan :
a)   Rongga panggul.
Dokter kebidanan dan kandungan perlu memeriksa kesehatan rongga panggul. Pemeriksaan ini akan mendeteksi, apakah ada masalah pada organ reproduksi calon ibu. Selain kista, keluhan calon ibu adalah mioma atau miom, yakni sejenis tumor yang biasanya tumbuh di dinding rahim.
Miom memang tidak bersifat ganas, tapi benjolannya kadang-kadang menekan jaringan sekitarnya, seperti usus dan kandung kemih. Sehingga, calon ibu merasakan nyeri dan pendarahan hebat saat haid. Jika kemudian ibu hamil dengan miom dalam rahimnya, maka yang nyeri panggul akan dialaminya.
b)   Berat Badan
Berat Badan calon ibu bisa berpengaruh terhadap kesuburan. berat badan yang berlebihan bisa mengakibatkan terjadi ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan tingkat kesuburan menurun. Jika pun terjadi pembuahan saat berat badan berlebih, risiko calon ibu untuk menderita diabetes cukup besar. Bahkan, calon ibu berisiko terserang pre-eklampsia (gejala keracunan kehamilan). Si janin juga menanggung risiko ini.
Sebaliknya, jika calon ibu terlalu kurus, kesuburan akan terpengaruh. Calon ibu bisa mengalami gangguan keseimbangan hormon. Calon ibu yang terlalu kurus menyebabkan ketidakteraturan haid. Agar proses ovulasi terjadi, tubuh calon ibu biasanya membutuhkan hormon estrogen. Agar hormon ini diproduksi, berat badan tubuh akan bertambah sekitar 25% dari bobot normal. Itulah kenapa jika bobot tubuh kurang dari normal, maka tubuh juga susah payah dalam memproduksi hormon estrogen dengan baik. Ujungnya, ovulasi (pengeluaran sel telur dari indung telur) gagal berlangsung dengan baik.
c)   Pap smear
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi perubahan prakanker atau kanker pada leher rahim, biasanya dokter akan mengambil sedikit sampel cairan di leher rahim dan memeriksakannya di laboratorium.
Pemeriksaan ini penting dilakukan oleh orang yang sudah menikah atau sudah aktif secara seksual. Deteksi dini bisa menjegah kondisi yang lebih serius seperti kanker leher rahim. Selain itu dikhawatirkan nantinya dapat mempengaruhi kesehatan organ reproduksinya.
d)   Pemeriksaan periodontal
Tes ini meliputi pembersihan rutin dan pemeriksaan gusi untuk menjaga gigi dan gusi agar tetap sehat dan bebas dari infeksi serta penyakit. Bagian yang diperiksa adalah sambungan antara gusi dan gigi serta kemungkinan adanya peradangan disekitar gusi.
Hal ini menjadi penting karena perempuan yang memiliki 
penyakit gusi berisiko 7 kali lipat lebih tinggi melahirkan prematur. Selain itu pada ibu hamil lebih rentan mengalami peradangan gusi akibat adanya perubahan hormon. Karenanya ibu hamil harus lebih sering memeriksakan diri ke dokter yaitu setiap 3-4 bulan sekali, terutama jika sering mengalami gusi berdarah.
e)   Pemeriksaan Thyroid stimulating hormone (TSH)
Tes ini akan menunjukkan apakah kadar hormon tiroid seseorang kurang aktif (hipotiroid) atau justru terlalu aktif (hipertiroid). Karena kadar hormon ini bisa mempengaruhi kesehatan perempuan tersebut.
Pemeriksaan ini penting karena gangguan tiroid dapat mengganggu kesempatan seseorang untuk hamil, misalnya perempuan yang mengalami hipotiroid akan terganggu proses ovulasinya sedangkan hipertiroid bisa meningkatkan risiko keguguran atau kelahiran prematur. Karenanya penting untuk memeriksa kadar hormon ini setahun sekali.
f)    Pemeriksaan hitung darah lengkap (complete blood count/CBC)
Tes ini untuk mengevaluasi seberapa baik sumsum tulang belakang dan sistem kekebalan tubuh bekerja. Jika sel darah putihnya tinggi menunjukkan adanya infeksi, kadar hemoglobin rendah menunjukkan anemia, kadar platelet rendah menunjukkan adanya masalah dalam hal pembekuan darah.
Hal ini karena setelah seseorang memiliki anak cenderung memiliki periode menstruasi yang berat sehingga membuat seseorang rentan terhadap anemia. Selain itu untuk mengetahui apakah ada gangguan dalam jumlah komponen darahnya.
g)   Pemeriksaan kepadatan mineral tulang
Tes ini dilakukan untuk memeriksa kepadatan mineral tulang yang dapat memicu osteoporosis, kondisi ini terjadi saat tulang mulai tipis dna lemah. Untuk memeriksanya digunakan mesin yang disebut dengan dual energy photon absorptiometer (DEXA).
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan saat berusia 35 tahun atau memiliki riwayat osteoporosis, mengonsumsi obat tiroid dan steroid. Masalah ini bisa bertambah parah saat seorang ibu menyusui. Jika ia tidak mendapatkan kalsium yang cukup, maka tubuh akan mengambilnya dari tulang dan diberikan pada bayi. Karenanya penting untuk mengetahui apakah kepadatan mineral tulangnya masih baik atau sudah berkurang.

Selain itu, penting juga untuk melengkapi status imunisasi, seperti: rubella, vaksin cacar air, suntikan tetanus, dan bahkan vaksin HPV. Jika seorang wanita belum segera ingin hamil, ada baiknya selesaikan dengan tuntas imunisasi (diskusikan secara detail dengan dokter). Hal tersebut cukup penting karena, jika terkena infeksi beberapa penyakit diatas, dan seorang wanita sedang hamil, dan tubuh tidak memiliki daya tahan yang kuat, maka hal itu dapat membahayakan kehamilan.

5  . Konseling Gizi
Peran gizi sebelum proses pembuahan. Gizi yang baik sejak kanak-kanak, remaja dan dewasa dan selama hamil, mendukung kelahirkan bayi sehat tanpa komplikasi. Ini menjadi sangat berbeda jika calon ibu memiliki status gizi kurang baik. Akibatnya, calon ibu bisa termasuk ke dalam kelompok wanita yang terlalu kurus atau memiliki berat badan di bawah normal.
Bayi yang lahir dari ibu dengan kondisi ini sebelum dan selama kehamilan, pada umumnya lahir dengan berat badan kurang dan bahkan bisa tidak berumur panjang. 

Ada dua alasan kuat mengapa calon ibu harus menjaga kondisi gizi sebelum hamil. 
·   Pertama, gizi yang baik akan menunjang fungsi optimal alat-alat reproduksi. Seperti, lancarnya proses pematangan sel telur, produksi sel telur dengan kualitas baik, dan tentu prose pembuahan yang sempurna. 
·   Kedua, gizi yang baik berperan penting dalam mempersiapkan cadangan energi bagi tumbuh-kembang janin. Bagi calon ibu, nutrisi yang cukup dan seimbang mempengaruhi kondisi kesehatan secara menyeluruh, pada masa pembuahan (konsepsi) dan kehamilan.

Tanpa mengabaikan peran zat gizi lain, beberapa vitamin dan mineral sebaiknya menjadi perhatian yang tengah merencanakan kehadiran sang buah hati. Sebenarnya kalau makan makanan dengan pola gizi seimbang, kebutuhan tubuh akan vitamin dan mineral bisa terpenuhi. Namun, vitamin dan mineral mudah hilang dalam proses pengolahan makanan.

Di bawah ini ada beberapa zat gizi dan sumber bahan makanan yang sebaiknya diperhatikan untuk menunjang kesuburan :
·  Vitamin A. Berperan cukup penting dalam produksi sperma yang sehat. ini meningkatkan secara general produksi hormon dalam tubuh wanita. Terdapat di hati, mentega, margarin, telur, susu, ikan berlemak seperti salem dan makarel, brokoli, wortel, bayam, tomat.
·   Beta-Carotene. Penelitian membuktikan bahwa zat yang terdapat pada wortel, brokoli, bayam, dan kentang ini dapat membantu mengatur siklus haid, dan itu berarti membuat chance untuk terjadinya konsepsi lebih besar.
·    Vitamin D. Kekurangan vitamin D akan menurunkan tingkat kesuburan hingga 75%.
Sumber vitamin D diproduksi di dalam tubuh dengan bantuan sinar matahari,
selain itu dapat diperoleh dari telur, mentega, minyak ikan, ikan tuna, ikan salmon.
·   Vitamin E. Meningkatkan kemampuan sperma membuahi sel telur dan mencegah keguguran karena perannya dalam menjaga kesehatan dinding rahim dan plasenta. Banyak terdapat pada minyak tumbuh-tumbuhan, bekatul gandum, kecambah, tauge.
·    Vitamin B6. Kekurangan vitamin ini akan menyebabkan terjadinya
ketidakseimbangan hormon. Padahal keseimbangan hormon estrogen dan
progesteron penting untuk terjadinya kehamilan. Sumber vitamin B6 antara lain
ayam, ikan, ginjal, beras merah, kacang kedelai, kacang tanah, pisang, sayur kol.
·    Vitamin B. Vitamin ini selain dikenal dapat meningkatkan kesuburan, juga akan
sangat berguna jika nantinya terjadi suatu kehamilan, apalagi pada minggu-
minggu awal kehamilan.
·    Vitamin C. Pada wanita vitamin C berperan penting untuk fungsi indung telur dan
    pembentukan sel telur. Selain itu sebagai antioksidan (bekerjasama dengan vitamin E dan beta karoten) vitamin C berperan melindungi sel-sel organ tubuh dari serangan radikal bebas (oksidan) yang mempengaruhi kesehatan sistem reproduksi (meningkatkan kesuburan). Vitamin C banyak terdapat pada jambu biji, jeruk, stroberi, pepaya,mangga, sawi, tomat, cabai merah.
·    Seng (Zn). Berperan penting dalam pertumbuhan organ seks dan juga
pembentukan sperma yang sehat. Sumber seng antara lain makanan hasil laut
(seafood), daging, kacang-kacangan, padi-padian, produk olahan susu.
·  Selenium (Se). Berperan penting dalam produksi sperma yang sehat. Gejala kekurangan selenium antara lain tekanan darah tinggi, disfungsi seksual dan ketidaksuburan.
Sumber selenium antara lain beras, kuning telur, seafood, daging, bawang putih, tomat, ikan tuna, susu.
·     Asam Amino. Jenis diet ini ditemukan pada makanan yang tinggi protein, dan
sangat diperlukan untuk pembentukan optimal sel telur
·     Asam folat. Jenis diet ini ditemukan pada sayuran berwarna hijau tua, kacang-
kacangan, berbagai sereal, demikian pula buah-buahan seperti jeruk,
papaya dan pisang.

6 bulan sebelum kehamilan. Calon ibu dan calon ayah sebaiknya mengubah pola makan. 
·   Tolak konsumsi makanan yang tidak mengandung variasi nutrisi serta gizi yang cukup dan seimbang. Misalnya, makanan yang kaya kalori tetapi kurang protein, mineral dan vitamin. Seperti yang banyak terdapat pada makanan cepat saji (fastfood) seperti burger, ayam goreng, kentang goreng, yang sebagian besar hanya mengandung karbohidrat dan lemak saja tetapi minim zat gizi lainnya.
·     Perbanyak asupan sayuran, lauk pauk, buah-buahan, termasuk juga sumber
karbohidrat dari nasi, ubi, atau serealia. Lebih baik lagi, apabila
rutin mengonsumsi susu, baik susu sapi, kambing maupun sumber nabati
seperti susu kedelai. Ketiganya kaya kalsium dan protein. 
·     Selain variasi makanan dan minuman, calon ibu juga harus mencermati jumlah
konsumsi. Hindari makan berlebihan satu jenis makanan dan minuman tertentu.
Sesuaikan dengan kebutuhan tubuhnya.
·     Calon ibu sebaiknya mengurangi konsumsi makanan olahan yang diawetkan, seperti
makanan kalengan, instan dan minuman ringan. Sesekali tidak menjadi masalah,
sebisa mungkin hindari tubuh dari paparan zat pengawet, pewarna atau zat
lainnya yang kurang mendukung tubuh untuk meregenerasi sel-sel tubuh
terutama kualitas sel telur dengan baik. 
·     Perbanyak konsumsi makanan dan minuman yang mengandung zat antioksidan yang
mendukung tubuh mudah melepas racun dan zat-zat yang tak berguna dari dalam
tubuh. Kurang atau hindari pula minuman yang mengandung kafein seperti kopi dan teh.

Makanan Yang Harus Dihindari Untuk Calon Ibu
·     Makanan mentah atau kurang matang. Seperti, daging, telur, dan makanan yang
menggunakan bahan telur mentah.
·     Berbagai produk yang mengandung kadar vitamin A tinggi.
·     Kafein. Sebuah studi di Amerika menemukan bahwa minum kopi tiga cangkir sehari dengan kandungan cafein sekitar 300 mg, dapat menurunan kemungkinan wanita hamil sekitar 27% dibanding mereka yang bukan peminum kopi.
·     Alkohol. Perempuan yang minum alkohol sedikitnya lima kali dalam seminggu,
secara signifikan memiliki kemungkinan rendah untuk bisa hamil. Cobalah untuk
menghindari minum alkohol sama sekali selama tiga bulan sebelum merencanakan
kehamilan. Sedangkan untuk kaum pria, minum alkohol 3-4 gelas sehari dapat
mempengaruhi kualitas sperma dengan menurunkan tingkat testosteron dan dalam
jangka panjang bisa menyebabkan testis layu.
·     Rokok. Perempuan merokok secara langsung menurunkan kesuburan. Sebuah
studi di Finlandia menemukan, bahwa 41,9% pria merokok tidak subur
dibandingkan dengan 27,8% pria yang tidak merokok. Pria merokok
memiliki lebih sedikit sperma ketika ejakulasi. Dan secara medis, merokok
terbukti menyebabkan impotensi. Laki-laki harus berhenti merokok sekurang-
kurangnya tiga bulan sebelum merencanakan untuk memiliki bayi. Butuh 100 hari
untuk membuat sperma, dan 100 hari itulah di mana sperma yang mengalami
kerusakan dapat diperbaiki. Orang tua perokok juga memiliki kemungkinan untuk
menghasilkan anak cacat genetik dan memiliki dua kali risiko lebih besar untuk
mengidap kanker anak.
·     Narkoba. Tentu saja Anda tidak bisa menggantikan alkohol dan rokok dengan
ganja atau kokain. Karena narkoba jauh lebih berbahaya.

Selain diet sehat, olahraga teratur, dan manajemen stres yang baik akan secara
holistik membantu upaya untuk mendapatkan kehamilan.
  

  
BAB III
PENUTUP


KESIMPULAN

Program kesehatan adalah program yang dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta memperhatikan pula ketersediaan sumber daya kesehatan di masa depan. Perkawinan sehat adalah : Secara jasmani ; Perkawinan dalam usia reproduksi sehat 
artinya siap secara fisik bila memperoleh keturunan. Secara Rohani ; Perkawinan yg dilandasi keikhlasan dari semua pihak, dengan niat beribadah.
Sebagai calon ibu, dibutuhkan beberapa persiapan seperti beberapa cara untuk mengurangi dampak negatif terhadap perubahan prilaku, pemeriksaan kesehatan untuk memeriksa keadaan ibu agar dapat mempersiapkan kehamilan, persalinan dan mengasuh bayi baru lahir seperti pemeriksaan rongga panggul, berat badan, pap smear, pemeriksaan TSH, pemeriksaan hitung darah lengkap, pemeriksaan mineral kepadatan tulang, dan konseling gizi.
Sikap dan perilaku perilaku pada kehamilan dan persalinan, jika kadarnya masih normal, tidak akan mengganggu proses tumbuh kembang janin, perawatan bayi dan proses penyembuhan pada masa nifas. Jadi kesimpulannya, persiapkan sebaik mungkin perencanaan kehamilan, termasuk mempersiapkan diri baik dari sisi kesehatan, mental, maupun psikologis.

No comments:

Post a Comment