BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sistem pencernaan atau sistem
gastrointestinal adalah sistem organ yang menerima makanan, mencernanya menjadi
energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
Pada bulan
pertama kehamilan terdapat perasaan mual ini adalah akibat kadar hormone
estrogen yang meningkat. Tonus otot-otot
traktus digestivus (saluran gastrointestinal) menurun sehingga seluruh traktus
digestivus berkurang.
Saliva
adalah pengeluaran air liur secara berlebihan daripada normal, bila terlampau
banyak dapat menjadi patologi. Saliva meningkat
pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah.
Tonus
otot-otot saluran pencernaan melemah menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan
lambung dan transit usus sehingga makanan akan lebih lama berada dalam saluran
gastrointestinal. Ini mungkin merupakan akibat jumlah progesterone besar yang
terdapat selama kehamilan.
Selain itu juga, uterus yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus
bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot
didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.
B.
Tujuan
· Untuk mengetahui perubahan
fisiologi dan adaptasi sistem pencernaan pada wanita hamil
· Untuk mengetahui
gangguan-gangguan sistem pencernaan pada wanita hamil
· Untuk menambah wawasan pembaca
BAB II
TINJAUAN
TEORI
A. Pengertian sistem Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal berpengaruh dalam beberapa
hal karena kehamilan. Tingginya kadar
progesterone mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol
darah dan menigkatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih
banyak, dan asam lambung menurun.
Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan intestine.
Karena
kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang
membesar. Sebagai akibat
perubahan-perubahan posisi organ visera ini, penemuan fisik pada penyakit
tertentu dapat berubah. Apendiks,
misalnya biasanya bergeser ke arah atas dan agak ke lateral saat uterus
membesar dan seringkali dapat mencapai pinggang kanan.
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum
dan usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot
didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.
Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa
panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama
berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter dikerongkongan bagian
bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan. Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita
hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membalik
karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
Saliva meningkat dan pada trimester pertama,
mengeluh mual dan muntah. Tonus
otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih
lama berada di dalam saluran makanan.
Reabsorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi. Gejala muntah (emesis gravidarum) sering
terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
Sistem pencernaan dengan pengaruh hormone estrogen
asam lambung meningkat yang menyebabkan hipersalivasi, darah lambung terasa
panas, morning sickness dan terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pengaruh hormone progesterone
menyebabkan gerakan usus menurun dan terjadi obstipasi.
Hemoroid cukup sering pada kehamilan. Kelainan ini sebagian besar disebabkan oleh
konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus. Pirosis, umumnya pada
kehamilan, paling mungkin disebabkan oleh refluks secret-sekret asam ke
esofagus bagian bawah, posisi lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang pada
seringnya terjadi peristiwa ini.
A. Perubahan anatomi dan fisiologi sistem
pencernaan
Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan 1/3 dari wanita
hamil mengalami mual dam muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut penurunan asam
lambung melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya
gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi karena
lebih banyak feses terdapat dalam usus. Lebih banyak air diserap dan semakin
keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian
bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva
yang bersifat asam. Selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk
mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir nyeri ulu hati dan regurgitasi
(pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari
perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi
pada persalinan. Rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan yang sangat
tegang.
Trimester 2
Mulut dan gusi terus hiperemia,sensitif terhadap
zat iritan. Esofagus dan lambung hormon progesteron meningkat merelaksasi otot
intestine dan menurunnya motilitas. Pengosongan lambung menurun. Regulasi
esofagus. Liver peningkatan hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan gejala
gatal-gatal (pruritus gravidum).
Trimester 3
Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat
perkembangan uterus. Penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal
menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Penyerapan makanan
meningkat. Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid.
Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis
(nyeri ulu hati). Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi) kalau
terkena cedera ringan saja, misalnya oleh sikat gigi.
B.
Adaptasi pada wanita hamil
Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan
akibat pengaruh hormon estrogen. Gangguan yang menyangkut organ lambung juga
sering muncul pada ibu hamil, biasa disebut dengan sakit maag atau gastritis.
Akibat rasa mual yang ditimbulkan biasanya sering terjadi pada pagi hari , ibu
hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi asam
lambung. Adaptasi wanita hamil dengan makan teratur. Kalau tidak berselera
makan makanan berat, cobalah untuk memakan makanan ringan. Yang penting perut
tidak kosong dan selalu diisi. Biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah
trimester 1 dan tidak membahayakan kehamilan.
C.
Gangguan sistem pencernaan
pada wanita hamil
- MULUT
· Gingivitis dan Epulis
Gusi lunak membengkak, dan hiperemis, karena gusi mudah
berdarah, terutama sewaktu menggosok gigi. Bila kebersihan mulut tidak dijaga
dapat terjadi peradangan mulut. Pencegahannya dengan memelihara kebersihan
mulut dan menggunakan obat kumur-kumur.
· Karies Gigi
Gigi yang rusak pada waktu hamil akan memburuk karena
nafsu makan yang berkurang, sehingga kalsium menjadi berkurang. Pencegahannya
segera konsultasi ke dokter.
- ESOFAGUS DAN LAMBUNG
· Pirosis
Wanita mengeluh sakit dan pedih di ulu hati atau nyeri
dada. Hal ini di sebabkan regurgitasi asam lambung yang asam kebawah bagian
esofagus. Keluhan ini akan
hilang secara berangsur-angsur dengan kehamilan yang bertambah tua. Penanganan
dilakukan dengan tidak makan sekaligus banyak, dalam porsi kecil tetapi lebih
sering. Tidur dengan posisi setengah duduk. Penderita di beri obat-obat
antasida.
· Ulkus Peptikum
Merupakan keadaan dimana
kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai dibawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke
bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak
(misalnya tukak karena stress).
Ulkus dapat disebabkan oleh
gastritis kronik yang diindikasi oleh Helicobacter pylori dan penyakit ulkus
peptikum. Dapat terjadi juga akibat
penggunaan aspirin dan obat-obat anti inflamasi non steroid lain.
Sekresi asam juga penting yang
menjelaskan efektivitas temporer obat antisekresim.Selama kehamilan, sekresi
lambung berkurang, motilitas menurun, dan terjadi pengikatan mucus yang cukup
besar (Hytten, 1991). Karena itu tidak mengherankan bahwa penyakit ulkus peptikum jarang
dijumpai pada kehamilan
· Hiperemesis Gravidarum
Mual adalah perasaan tidak enak di dalam
perut yang sering berakhir dengan muntah. Muntah adalah pengeluaran isi lambung
melalui mulut. Mual dan muntah disebabkan oleh
pengaktivan pusat muntah di otak. Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk
mengeluarkan zat yang merugikan. Muntah dapat disebabkan karena makan atau
menelan zat iritatif atau zat beracun atau makanan yang sudah rusak.
Muntah bisa terjadi selama kehamilan,
terutama pada mingu-mingu pertama dan pada pagi hari. Banyak obat-obatan, termasuk obat anti kanker dan
pereda nyeri golongan opiat seperti morfin, dapat menyebabkan mual dan muntah.
Penyumbatan mekanis pada usus akan
menyebabkan muntah karena makanan dan cairan berbalik arah dari sumbatan
tersebut. Iritasi atau peradangan lambung, usus atau kandung empedu, juga dapat
menyebabkan muntah. Masalah psikis juga dapat menyebabkan mual dan muntah
(muntah psikogenik).
Gejala
berupa mual, muntah kering dan salivasi yang berlebihan sering terjadi sesaat
sebelum terjadinya muntah. Meskipun penderita umumnya merasa tidak enak badan
selagi muntah, tetapi setelah terjadinya muntah akan timbul rasa nyaman.
- USUS HALUS DAN USUS
BESAR
· Apendisitis
Peradangan pada usus buntu (apendiks).
Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang
terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Usus
buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan
organ yang penting. Apendisitis sering
terjadi pada usia antara 10-30 tahun.
Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus
buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila
peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan : -
masuknya kuman usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa
berakibat fatal – terbentuknya abses – pada wanita, indung telur dan salurannya
bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan
kemandulan – masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa
berakibat fatal.
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang
khas terdiri dari mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian
bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar
pusar, lalu timbul mual dan muntah.
Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan
nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini,
penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa
bertambah tajam. Demam mencapai 37,8o-38,8° C.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat
menyeluruh, di semua bagian perut. Pada
orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini
nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam
bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum
dan usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi). Sembelit semakin berat karena gerakan otot
didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.
Pengeluaran
asam lambung yg meningkat atau hormone HCG dan pengaruh hormone estrogen dan
progesteron serta reflux esophagus mengakibatkan : hipersalivasi (pengeluaran
air liur secara berlebihan), daerah lambung terasa panas, terjadinya mual
(nausea), emesis gravidarum, mual – muntah, pusing, sakit kepala di pagi hari
(morning sickness), hiperemesis gravidarum (akibat dari hormone estrogen),
menimbulkan gerak usus makan berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa banyak
sekali terdapat perubahan anatomi dan fisiologi system pencernaan dalam
kehamilan yang dapat menyebabkan wanita hamil merasa tidak nyaman padahal semua
itu merupakan proses yang alamiah. Untuk itu, sangatlah diperlukan suatu
adaptasi wanita hamil agar tidak terjadi gangguan-gangguan selama masa
kehamilan.
DAFTAR PUSTAKA
Mary persis.
1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas
edisi 6. Jakarta : EGC
Macdonald Gan, Cunningham.
1995. Obstetri Williams edisi 18. Jakarta
: EGC
Cunningham, F.
Gary, dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 21 volume 1
dan 2. Jakarta
: EGC
Kumala, Poppy.
1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi
25.Jakarta : EGC
Rustam, Mochtar.
1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Patologi.
Jakarta : EGC