Wednesday, December 5, 2012

Perubahan Anatomi dan Fisiologi Sistem Pencernaan pada Ibu Hamil


BAB I
PENDAHULUAN



A.   Latar Belakang
       Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal adalah sistem organ yang menerima makanan, mencernanya menjadi energi dan nutrien, serta mengeluarkan sisa proses tersebut.
Pada bulan pertama kehamilan terdapat perasaan mual ini adalah akibat kadar hormone estrogen yang meningkat.  Tonus otot-otot traktus digestivus (saluran gastrointestinal) menurun sehingga seluruh traktus digestivus berkurang.
Saliva adalah pengeluaran air liur secara berlebihan daripada normal, bila terlampau banyak dapat menjadi patologi. Saliva meningkat  pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah.
Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah menimbulkan pemanjangan waktu pengosongan lambung dan transit usus sehingga makanan akan lebih lama berada dalam saluran gastrointestinal. Ini mungkin merupakan akibat jumlah progesterone besar yang terdapat selama kehamilan.
Selain itu juga, uterus yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi).  Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.

B.   Tujuan
·     Untuk mengetahui perubahan fisiologi dan adaptasi sistem pencernaan pada wanita  hamil
·      Untuk mengetahui gangguan-gangguan sistem pencernaan pada wanita hamil
·      Untuk menambah wawasan pembaca

  
BAB II
TINJAUAN TEORI



A.    Pengertian sistem Gastrointestinal
Sistem gastrointestinal berpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan.  Tingginya kadar progesterone mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah dan menigkatkan kontraksi otot-otot polos.  Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun.  Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan intestine.
Karena kehamilan yang berkembang terus, lambung dan usus digeser oleh uterus yang membesar.  Sebagai akibat perubahan-perubahan posisi organ visera ini, penemuan fisik pada penyakit tertentu dapat berubah.  Apendiks, misalnya biasanya bergeser ke arah atas dan agak ke lateral saat uterus membesar dan seringkali dapat mencapai pinggang kanan.
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi).  Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.
Wanita hamil sering mengalami heartburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena makanan lebih lama berada di dalam lambung dan karena relaksasi sfingter dikerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke kerongkongan.  Ulkus gastrikum jarang ditemukan pada wanita hamil dan jika sebelumnya menderita ulkus gastrikum biasanya akan membalik karena asam lambung yang dihasilkan lebih sedikit.
Saliva meningkat dan pada trimester pertama, mengeluh mual dan muntah.  Tonus otot-otot saluran pencernaan melemah sehingga motilitas dan makanan akan lebih lama berada di dalam saluran makanan.  Reabsorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.  Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari, disebut sakit pagi (morning sickness).
Sistem pencernaan dengan pengaruh hormone estrogen asam lambung meningkat yang menyebabkan hipersalivasi, darah lambung terasa panas, morning sickness dan terjadi emesis gravidarum.  Sedangkan pengaruh hormone progesterone menyebabkan gerakan usus menurun dan terjadi obstipasi.
Hemoroid cukup sering pada kehamilan.  Kelainan ini sebagian besar disebabkan oleh konstipasi dan naiknya tekanan vena-vena dibawah uterus. Pirosis, umumnya pada kehamilan, paling mungkin disebabkan oleh refluks secret-sekret asam ke esofagus bagian bawah, posisi lambung yang berubah mungkin ikut menyumbang pada seringnya terjadi peristiwa ini.


A.   Perubahan anatomi dan fisiologi sistem pencernaan

Trimester 1
Pada bulan-bulan awal kehamilan 1/3 dari wanita hamil mengalami mual dam muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut penurunan asam lambung melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi karena lebih banyak feses terdapat dalam usus. Lebih banyak air diserap dan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam. Selama kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rectum (hemoroid) dapat terjadi pada persalinan. Rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan yang sangat tegang.

Trimester 2
Mulut dan gusi terus hiperemia,sensitif terhadap zat iritan. Esofagus dan lambung hormon progesteron meningkat merelaksasi otot intestine dan menurunnya motilitas. Pengosongan lambung menurun. Regulasi esofagus. Liver peningkatan hormon estrogen dan progesteron mengakibatkan gejala gatal-gatal (pruritus gravidum).
  
Trimester 3
Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus. Penurunan tonus dan motilitas saluran gastrointestinal menyebabkan  waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Penyerapan makanan meningkat. Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid. Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu hati). Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi) kalau terkena cedera ringan saja, misalnya oleh sikat gigi. 


B.   Adaptasi pada wanita hamil

Hipersalivasi atau produksi air liur berlebihan akibat pengaruh hormon estrogen. Gangguan yang menyangkut organ lambung juga sering muncul pada ibu hamil, biasa disebut dengan sakit maag atau gastritis. Akibat rasa mual yang ditimbulkan biasanya sering terjadi pada pagi hari , ibu hamil biasanya jadi malas makan yang justru akan meningkatkan produksi asam lambung. Adaptasi wanita hamil dengan makan teratur. Kalau tidak berselera makan makanan berat, cobalah untuk memakan makanan ringan. Yang penting perut tidak kosong dan selalu diisi. Biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah trimester 1 dan tidak membahayakan kehamilan.


C.   Gangguan sistem pencernaan pada wanita hamil

  1. MULUT
·     Gingivitis dan Epulis
Gusi lunak membengkak, dan hiperemis, karena gusi mudah berdarah, terutama sewaktu menggosok gigi. Bila kebersihan mulut tidak dijaga dapat terjadi peradangan mulut. Pencegahannya dengan memelihara kebersihan mulut dan menggunakan obat kumur-kumur.
·     Karies Gigi
Gigi yang rusak pada waktu hamil akan memburuk karena nafsu makan yang berkurang, sehingga kalsium menjadi berkurang. Pencegahannya segera konsultasi ke dokter.

  1. ESOFAGUS DAN LAMBUNG
·     Pirosis
      Wanita mengeluh sakit dan pedih di ulu hati atau nyeri dada. Hal ini di sebabkan regurgitasi asam lambung yang asam kebawah bagian esofagus. Keluhan ini akan hilang secara berangsur-angsur dengan kehamilan yang bertambah tua. Penanganan dilakukan dengan tidak makan sekaligus banyak, dalam porsi kecil tetapi lebih sering. Tidur dengan posisi setengah duduk. Penderita di beri obat-obat antasida.
·     Ulkus Peptikum
      Merupakan keadaan dimana kontinuitas mukosa lambung terputus dan meluas sampai dibawah epitel.  Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel disebut erosi, walaupun seringkali dianggap juga sebagai tukak (misalnya tukak karena stress).
Ulkus dapat disebabkan oleh gastritis kronik yang diindikasi oleh Helicobacter pylori dan penyakit ulkus peptikum.  Dapat terjadi juga akibat penggunaan aspirin dan obat-obat anti inflamasi non steroid lain. 
     Sekresi asam juga penting yang menjelaskan efektivitas temporer obat antisekresim.Selama kehamilan, sekresi lambung berkurang, motilitas menurun, dan terjadi pengikatan mucus yang cukup besar (Hytten, 1991).  Karena itu tidak mengherankan bahwa penyakit ulkus peptikum jarang dijumpai pada kehamilan
·     Hiperemesis Gravidarum
Mual adalah perasaan tidak enak di dalam perut yang sering berakhir dengan muntah. Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut. Mual dan muntah disebabkan oleh pengaktivan pusat muntah di otak. Muntah merupakan cara dramatis tubuh untuk mengeluarkan zat yang merugikan. Muntah dapat disebabkan karena makan atau menelan zat iritatif atau zat beracun atau makanan yang sudah rusak.
Muntah bisa terjadi selama kehamilan, terutama pada mingu-mingu pertama dan pada pagi hari. Banyak obat-obatan, termasuk obat anti kanker dan pereda nyeri golongan opiat seperti morfin, dapat menyebabkan mual dan muntah.
Penyumbatan mekanis pada usus akan menyebabkan muntah karena makanan dan cairan berbalik arah dari sumbatan tersebut. Iritasi atau peradangan lambung, usus atau kandung empedu, juga dapat menyebabkan muntah. Masalah psikis juga dapat menyebabkan mual dan muntah (muntah psikogenik).
Gejala berupa mual, muntah kering dan salivasi yang berlebihan sering terjadi sesaat sebelum terjadinya muntah. Meskipun penderita umumnya merasa tidak enak badan selagi muntah, tetapi setelah terjadinya muntah akan timbul rasa nyaman.
  
  1. USUS HALUS DAN USUS BESAR
·    Apendisitis
Peradangan pada usus buntu (apendiks). Usus buntu merupakan penonjolan kecil yang berbentuk seperti jari, yang terdapat di usus besar, tepatnya di daerah perbatasan dengan usus halus. Usus buntu mungkin memiliki beberapa fungsi pertahanan tubuh, tapi bukan merupakan organ yang penting.  Apendisitis sering terjadi pada usia antara 10-30 tahun.
        Pada kebanyakan kasus, peradangan dan infeksi usus buntu mungkin didahului oleh adanya penyumbatan di dalam usus buntu. Bila peradangan berlanjut tanpa pengobatan, usus buntu bisa pecah.
         Usus buntu yang pecah bisa menyebabkan : - masuknya kuman usus ke dalam perut, menyebabkan peritonitis, yang bisa berakibat fatal – terbentuknya abses – pada wanita, indung telur dan salurannya bisa terinfeksi dan menyebabkan penyumbatan pada saluran yang bisa menyebabkan kemandulan – masuknya kuman ke dalam pembuluh darah (septikemia), yang bisa berakibat fatal.
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas terdiri dari mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah.
Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam mencapai 37,8o-38,8° C.
Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut.  Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.


BAB III
PENUTUP



KESIMPULAN
Rahim yang semakin membesar akan menekan rectum dan usus bagian bawah sehingga terjadinya sembelit (konstipasi).  Sembelit semakin berat karena gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar progesterone.
Pengeluaran asam lambung yg meningkat atau hormone HCG dan pengaruh hormone estrogen dan progesteron serta reflux esophagus mengakibatkan : hipersalivasi (pengeluaran air liur secara berlebihan), daerah lambung terasa panas, terjadinya mual (nausea), emesis gravidarum, mual – muntah, pusing, sakit kepala di pagi hari (morning sickness), hiperemesis gravidarum (akibat dari hormone estrogen), menimbulkan gerak usus makan berkurang dan dapat menyebabkan obstipasi.
Seperti yang disebutkan di atas, bahwa banyak sekali terdapat perubahan anatomi dan fisiologi system pencernaan dalam kehamilan yang dapat menyebabkan wanita hamil merasa tidak nyaman padahal semua itu merupakan proses yang alamiah. Untuk itu, sangatlah diperlukan suatu adaptasi wanita hamil agar tidak terjadi gangguan-gangguan selama masa kehamilan.
  

DAFTAR PUSTAKA


Mary persis. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas edisi 6. Jakarta : EGC

Macdonald Gan, Cunningham. 1995. Obstetri Williams edisi 18. Jakarta : EGC

Cunningham, F. Gary, dkk. 2005. Obstetri Williams edisi 21 volume 1 dan 2. Jakarta : EGC

Kumala, Poppy. 1998.Kamus Saku Kedokteran Dorland edisi 25.Jakarta : EGC

Rustam, Mochtar. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Patologi. Jakarta : EGC

No comments:

Post a Comment